Selasa, 29 Desember 2015

KRITIK HOLISTIK


KRITIK HOLISTIK
“DIAN”



Judul               : Dian
Ukuran            : 130 x 200 cm
Tahun              : 2013
Seniman          : Suprobo

            Suprobo merupakan pelukis beraliran realis yang karyanya mudah dicerna dan banyak dikoleksi kaum urban. Suprobo adalah seniman yang lahir di Pati Jawa Tengah 1958, dan sekarang ia tinggal di Jakarta. Suprobo terlahir sebagai anak seorang pelukis yang bernama Ngari Mangundiharjo. Pada 1975 ia mengadakan pameran tunggal di Jepara dan kemudian pindah ke Jakarta. Suprobo lulus dari Akademi Jakarta jurusan Desain Interior pada tahun 1978. Setelah lulus Suprobo bekerja sebagai ilustrator, kemudian menjadi art director sebuah majalah. Pada tahun 1995 Suprobo memutuskan untuk terjun total di dunia seni lukis. Dia telah mengadakan beberapa pameran sejak tahun 1977 hingga sekarang. Dalam setiap lukisannya, Suprobo banyak menampilkan objek lukisan berupa manusia, terutama remaja dan anak-anak karena Suprobo menilai tingkah laku mereka mempunyai nilai artistik. Lukisan-lukisan Suprobo tersebut menggambarkan berbagai perilaku manusia yang dituangkan di atas kanvas besar yang menyisakan bidang kosong luas melingkupi objeknya. Menurut Suprobo, dengan bidang kosong yang luas pada kanvas, perhatian orang jadi terfokus pada obyek lukisan. Kekosongan itu juga membuat obyek seakan mengambang dan terlihat lebih unik. Lukisan Suprobo yang minimalis banyak digunakan untuk rumah bergaya modern simpel yang saat ini digandrungi orang kota. Dari sisi gaya, Suprobo mirip pelukis Dede Eri Supria, namun bedanya Suprobo banyak mengangkat masalah sosial urban.
Lukisan yang berjudul “Dian” milik Suprobo mempunyai ukuran 130 x 200 cm dan dibuat dengan menggunakan cat minyak pada tahun 2013 oleh Suprobo. Seperti lukisan-lukisan Suprobo sebelumnya, lukisan “Dian” ini juga menampilkan manusia sebagai subject matter. Dalam lukisan tersebut terdapat seorang anak perempuan yang sedang meniup lilin. Suprobo banyak menyisakan objek kosong yang luas pada kanvas. Pada lukisan “Dian” ini Suprobo meletakkan subject matter berada di seperempat bidang kanan kanvas dengan menggunakan warna-warna gradasi kusam seperti abu-abu, hitam, cokelat dan putih. Background pada lukisan ini yaitu tiga perempat berwarna putih dan seperempat berwarna hitam. Objek lukisan berupa seorang anak perempuan diberi berwarna gradasi kusam dan lilin yang dipegang anak perempuan tersebut berwarna nila dan kuning.
Suprobo menggunakan teknik plakat dalam pembuatan karyanya ini, seperti lukisan-lukisannya yang lain. Lukisan “Dian” ini menggunakan sapuan-sapuan kuas yang halus dengan pendekatan gaya realis minimalis. Dengan subject matter yang diletakkan di seperempat bagian kanvas lukisan ini membentuk keseimbangan asimetris. Banyaknya bidang kosong pada lukisan ini membuat pengamat lebih fokus pada objek gambar yang ditampilkan, selain itu lukisan juga terlihat lebih unik. Hal ini menjadi ciri khas dari lukisan Suprobo. Lukisan ini ditampilkan Suprobo dengan dominasi warna gelap dan kusam pada objek sedangkan sebagian besar background berwarna putih. Selain menggunakan pendekatan gaya realis minimalis, Suprobo menggunakan pendekatan simbolik dalam visualisasi karyanya. Warna-warna yang digunakan juga merupakan karakteristik dari lukisan Suprobo dimana ada bagian warna yang dibuat mencolok dari warna dominan seperti warna pada lilin yang terlihat lebih cerah disbanding warna lainnya.
Dalam pembuatan karyanya Suprobo sering mengangkat masalah tentang sosial urban dimana sekarang budaya urban banyak terjadi apalagi di daerah perkotaan. Budaya urban ialah wujud dari cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak manusia urban di tengah konstelasi kehidupan kota masyarakat modern. Fenomena urban pada hakikatnya terkait erat dengan persoalan tradisi dan modernitas. Masyarakat urban identik dengan industrialisasi dan konsumsi gaya hidup telah menyuburkan keberadaan anggota masyarakat modern atau sosialita. Berdasarkan masalah yang diangkat tersebut Suprobo juga menyajiakan karyanya sesuai dengan keadaan masyarakat urban yang suka akan gaya minimalis dan modern tapi bermakna dan mudah dicerna. Seperti lukisan yang berjudul “Dian” milik yang dibuat tahun 2013. Suprobo menyajikan lukisan ini dengan gaya minimalis seperti kesukaan masyarakat urban dan warna-warna yang menjadi karakteristiknya. Penyajian lukisannya juga penuh dengan makna dengan warna yang terkesan dramatis. Penggambaran seorang anak perempuan yang meniup lilin yang dipegangnya menyimbolkan diri seseorang yang sedang berusaha mencari titik terang. Namun karena seseorang terlalu fokus pada lilin yang dianggap sebagai satu-satunya sumber cahaya, maka orang tersebut akan selalu berada dalam gelap dan melihat sedikit cahaya karena tergantung pada lilin padahal dibelakang gadis tersebut cahaya lebih banyak. Hal tersebut divisualisasikan pada daerah sekitar lilin atau depan anak perempuan yang berwarna gelap. Coba kalau lilin dimatikan maka semua keadaan sekeliling anak perempuan tersebut akan berwarna lebih cerah. Hal ini divisualisasikan pada daerah latar belakang putih. Makna dari lukisan “Dian” yaitu sekarang ini masyarakat sekarang ini terlalu fokus pada satu hal yang dianggapnya baik hingga membutakan dia dalam kegelapan dan hanya fokus pada cahaya redum dan bisa padam sewaktu-waktu, padahal jika kita melihat sekeliling kita akan lebih banyak mendapat cahaya, mendapatkan ilmu dan manfaat dari sekeliling kita sehingga kita dapat melihat keadaan sekeliling dengan jelas. Judul Dian sendiri yaitu artinya cahaya sesuai makna lukisan tentang pencarian cahaya dalam hidup manusia. Hal tersebut merupakan sindiran bagi masyarakat yang tidak mau melihat sekeliling mereka dan hanya sibuk pada diri mereka sendiri.
Lukisan berjudul “Dian” karya Suprobo merupakan lukisan yang berbobot karena penialaian keindahan suatu karya seni tidak hanya berdasar objek yang dilukis tetapi juga menyangkut isi dan makna lukisan. Selain lukisan disajikan secara unik, artistik dan sesuai perkembangan selera masyarakat urban saat ini, lukisan ini juga memiliki makna yang kaya akan pesan moral dan budaya budaya manusia. Berbeda dari lukisan Suprobo yang lain seperti lukisannya yang berjudul “Menjelang Ulang Tahun”, lukisan berjudul “Dian” terkesan lebih dramatis karena menggunakan warna lebih gelap dibandingkan dengan lukisan “Menjelang Ulang Tahun” yang didominasi warna ocre. Walaupun telihat lebih kontras karena penggunaan warna gelap dan putih, lukisan “Dian” juga enak dipandang tidak kalah bila dibandingkan dengan lukisan “Menjelang Ulang Tahun” yang mempunyai subject pendukung sebagai aksen dalam lukisan. Latarbelakang Suprobo yang berpendidikan sebagai desain interior tampaknya juga mempengaruhi gaya lukisannya. Lukisan Suprobo dibuat untuk mengisi dan menghiasi interior rumah. Gaya lukisannya yang minimalis cocok untuk rumah bergaya modern simpel yang saat ini disukai orang kota. Lukisan sekarang ini makin lazim mengisi interior rumah kaum menengah dan menengah atas urban.  Menurut Suprobo, selain pajangan, lukisan juga dapat menjadi investasi sekaligus gengsi. Oleh karena sasaran Suprobo adalah masyarakat menengah dan menengah atas urban, maka lukisan Suprobo juga dibuat agar lebih mudah dicerna sehingga banyak dikoleksi kaum urban. Hal-hal tersebut tampaknya yang mempengaruhi dan menjadikan gaya lukisan Suprobo menjadi seperti ini sekarang ini.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar